"UNTUK MILAD HMI Ke-64"

BIODATA, CATATAN DAN PENGALAMAN

1. Nama lengkap : Prof. Drs. H. Lafran Pane (wafat di Yogyakarta, 24 Januari 1991)
2. Tempat dan tanggal lahir : Padangsidempuan, Tapanuli Selatan, 5 Februari 1922
3. Keluarga :
a. Nama isteri : 1. Marta Dewi (wafat 12 Januari 1989)
2. Bisromah, B.Sc (dinikahi 14 Maret 1990)
b. Jumlah anak: 3 orang ( 2 laki-laki, 1 wanita)
1) dr. Toga Fachrudin Pane (wafat 24 Februari 1981)
2) Ir. Muhammad Iqbal
3) Dra. Tetti Sari Rakhmiati
4. Riwayat pendidikan :
 Pesantren Muhammadiyah di Sipirok, Tapanuli Selatan
 Sekolah Desa 3 tahun di Sipirok, tidak tamat
 HIS Muhammadiyah di Sibolga, Tapanuli Tengah
 Ibtidaiyah dan Wusto di Sipirok
 Taman Antara Tamansiswa di Sipirok
 Taman Antara Tamansiswa di Medan
 Taman Dewasa Raya di Jakarta
 HIS Muhammadiyah di Jakarta sampai kelas 7
 MULO Muhammadiyah Jakarta
 AMS Muhammadiyah Jakarta
 Mahasiswa STI di Jakarta. Tanggal 10 April 1946 STI hijrah ke Yogyakarta dan Lafran Pane melanjutkan kuliah ke Yogyakarta, tidak tamat.
 Akademi Ilmu Politik (AIP) di Yogyakarta
 Setelah BPT Gadjah Mada dinegerikan 19 Desember 1949, AIP masuk dalam Fakultas Hukum Ekonomi Sosial Politik (HESP) UGM dan Lafran Pane menjadi mahasiswa HESP UGM, lulus tanggal 26 Januari 1953
5. Riwayat pekerjaan :
 Direktur kursus BI dan BII Negeri Yogyakarta yang diselenggarakan Kementrian P & K, dan kemudian menjadi FKIP UGM. Kemudian FKIP UGM dengan Institut Pendidikan Guru (IPG) dilebur menjadi IKIP Yogyakarta, kini UNY.
 Dosen FKIS IKIP Yogyakarta
 Dosen Fakultas Sospol UGM, Dosen UII, Dosen Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 Dosen Akademi Tabligh Muhammadiyah (ATM), kemudian menjadi FIAD Muhammadiyah, kini Fakultas Ilmu Agama Islam UMY.
 Sejak 1 Desember 1966 menjadi Guru Besar di IKIP Yogyakarta. Tanggal 16 Juli 1970, menyampaikan pidato pengukuhan, dengan judul Perubahan Konstitusional
 Anggota Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (UII).
 Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA RI) tahun 1988-1991, mewakili Alumni HMI.
6. Pengalaman organisasi
 Salah seorang pemrakarsa Proklamasi 17 Agustus 1945. Tanggal 14 Agustus 1945, bersama pemuda, mahasiswa Indonesia lainnya mengikrarkan tidak mau menerima kemerdekaan Indoesia dari Jepang seperti yang dipersiapkan PPKI.
 Pemrakarsa pendiri HMI dan mendirikan HMI bersama 14 orang mahasiswa Tingkat I STI di Yogyakarta 5 Februari 1947. Menjadi Ketua PB HMI 5 Februari 1947- 30 November 1947. Sekretaris PB HMI , kemudian menjadi Wakil Sekretaris PB HMI 1947-194
 Ketua HMI Cabang Yogyakarta 1947-1948.
 Salah seorang pendiri Kekeluargaan Tapanuli Siala Sampagul (KTSS) Yogyakarta, tanggal 14 Juli 1953.
 Salah seorang pemula dan pendiri IKIP Yogyakarta tahun 1963.
 Salah seorang pendiri Persatuan Sarjana Muslim Indonesia (PERSAMI) Yogyakarta tahun 1964.
 Salah seorang pendiri Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI) Yogyakarta tahun 1966.
 Anggota KAHMI Yogyakarta tahun 1966-1991.
7. Penghargaan yang pernah diterima :
 Penghargaan dari PB HMI sebagai pemrakarsa pendiri HMI yang diputuskan pada Kongres XI HMI di Bogor tahun 1974, yang ditandatangani Ketua Umum PB HMI Ir. Akbar Tanjung dan Sekjen PB HMI Gambar Anom.
 Penghargaan dari PB HMI sebagai Ketua PB HMI 1947-1948, yang diberikan tanggal 5 Februari 1998 yang ditandatangani Ketua Umum dan Sekjen PB HMI masing-masing Anas Urbaningrum dan Zulkifli.
8. Pengalaman Luar Negeri :
1. Malaysia, penelitian selama 1,5 bulan.
2. Australia, peninjauan selama 4,5 bulan.
3. Saudi Arabia, menunaikan ibadah haji 1,5bulan
9. Karya tulis ilmiah :
1) Wewenang MPR
2) Kedudukan Dekrit Presiden
3) Kedudukan Presiden
4) Kedudukan Luar Biasa Presiden
5) Kedudukan KNIP
6) Tujuan Negara
7) Kembali Ke UUD 1945
8) Memurnikan Pelaksanaan UUD 1945
9) Perubahan Konstitusional

10. Hobi yang menonjol
Olah Raga
11. Latar Belakang Mendirikan HMI
Untuk mengantisipasi permasalahan yang dihadapi umat Islam dan bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan latar belakang : (1) penjajahan Belanda atas Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan, (2) kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan keagamaan, (3) munculnya polarisasi politik, (4) berkembangnya paham dan ajaran komunis, (5) kedudukan Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan yang strategis, (6) kemajemukan bangsa Indonesia dan (7) tuntutan modernisasi dan tantangan masa depan.
Yogyakarta, 31 Juli 2001
Konseptor
TTD

Dr. H. Agussalim Sitompul


Komentar

Postingan Populer